Teman-temanku yang Hilang

Setelah menonton film Laskar Pelangi pada tanggal 4 Oktober 2008 bersama para ponakan di Sunter Mall, saya jadi teringat masa lalu khususnya sewaktu di sekolah Dasar di SD Negeri Sunter 13 Pagi Jakarta Utara. Tepatnya di Jl Agung Utara Sunter Podomoro. Disebut SD Negeri 13 Pagi karenan jama belajar kami dimulai pukul 7.00 pagi sampai dengan pukul 12.00 siang WIB. Sedangkan di gedung sekolah yang sama pada siang harinya nama sekolah sudah berubah menjadi SD Negeri Sunter 14 petang. Nama Sunter diambil dari nama kelurahan kelurahan Sunter yang pada saat itu masih meliputi Sunter Agung dan Sunter Jaya. Sekarang kelurahan Sunter dipecah menjadi kelurahan Sunter Agung dan Sunter Jaya yang dipisahkan oleh danau Sunter yang indah itu.

Saya Mulai masuk di kelas I B tahun ajaran 1982/1983. Berjarak kurang lebih 2 Km dari rumah. Bayangkan setiap hari harus pergi ke sekolah menempuh dengan berjalan kaki, dan kadang-kadang naik sepeda sendiri. Sungguh suatu kebiasaan yang sehat dan menyenangkan, apalagi udara pada saat itu masih relatif bersih, masih banyak pohon, bahkan masih ditemukan pohon api-api (Bakau) karena memang rumah orang tua kebetulan dekat dengan pantai utara Jakarta.

Film Laskar Pelangi mengingatkan saya pada masa-masa SD. Dan di akhir tahun ini membuat saya ingin melihat kembali foto-foto dan dokumen pada masa lalu. Mungkin karena sudah terlalu lama dan juga menurut ibu saya banjir besar yang melanda Jakarta tahun 1996 membuat banyak foto-foto yang rusak. Tapi ada satu foto yang saya temukan masih dalam keadaan baik. Foto sewaktu kelas II SD. Foto ini diambil dari depan ruang kelas II B sekitar tahun 1983 25 tahun yang lalu. Saya sendiri tidak terlalu ingat nama-nama mereka. Yang saya ingat foto saya ada di sebelah kiri atas dan yang paling pendek. Ternyata sejak kecil tubuh saya sudah pendek sampai sekarang, tapi jangan salah walaupun paling pendek tapi prestasi saya di kelas selalu masuk 5 besar sampai SMA.

Di foto ini terlihat ada Ibu Yahmini, wali kelas kita pada saat itu. Saya punya kesan tersendiri pada ibu Yahmini, karena anaknya juga bernama Arif yang kebetulan sekolah di Salatiga jauh dari beliau. Beliau pernah berkata bahwa ia selalu ingat anaknya ketika meilhat saya. Tapi ketika kelas IV anaknya dipindahkan ke SD kami sehingga kami menjadi teman sekelas. Selain Ibu Yahmini, saya tidak terlalu ingat yang lainnya. Mungkin hanya satu teman yang masih saya ingat nama lengkapnya yaitu Teguh Santoso itupun karena rumah orang tuanya tepat di depan rumah orang tua saya. Walaupun dia sudah tidak tinggal di Sunter lagi tapi sesekali masih berkunjung ke rumah orang tuanya.

Bagi teman-teman yang merasa ada dalam foto ini silakan menghubungi saya untuk menyambung tali silaturrahim

Terima Kasih

Today is My Mom’s Birthday

Hari ini 61 tahun yang tepatnya 3 Desember 2008, lahirlah seorang bayi perempuan di Pariaman bernama Nurhayati. Terlahir dari seorang ibu bernama Zanibar dan Ayah Abdul Razak. Seorang anak yang kelak akan melahirkan aku beberapa puluh tahun kemudian.

Ibuku dibesarkan dalam suasana ketegaran, penuh dengan liku-liku sejarah yang kompleks, sehingga membuatnya menjadi wanita yang mandiri, tegar dan bijaksana.

Ibuku telah mengandung selama 9 bulan, menyusui, dan membesarkan anak-anaknya sampai dewasa.

Napak tilas kehidupan yang dilaluinya selalu menjadi inspirasi bagi anak-anaknya.

Ucapan dan tindakannya selalu menjadi suri tauladan bagiku untuk mengarungi lautan kehidupan.

Lantunan ayat-ayat suci Al quran yang merdu keluar dari mulutnya selalu menjadi penyejuk hati dan penawar rindu.

Raut kecantikannya masih terlihat walaupun di usia 61 tahun.

Tak banyak kata yang aku sampaikan terbukti bahwa kasih ibu sepanjang massa tak terikat ruang dan waktu.

Ya Allah ya Tuhanku! Ampunilah aku dan kedua orang tuaku, kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihiku sewaktu aku masih kecil.

Ya Allah ya Tuhanku! Ampunilah aku dan seluruh keluargaku, kumpulkanlah kami ke dalam Syurga-Mu kelak bersama para Nabi dan Rasul dan orang-orang yang beriman.

Ya Allah ya Tuhanku! Ampunilah aku dan seluruh keluargaku, mudahkanlah segala urusan kami, bersihkanlah jiwa-jiwa kami, dan berikanlah kami kebahagiaan yang hakiki di dunia dan Akhirat.

Amin ya Rabbal Alamin

I love you mom. You are always my all

Mbak Des, Selamat Ulang Tahun!!!

Pertama kali bertemu sekitar bulan Mei 2006. Saya pada waktu itu diajak Syamsul untuk menemui seorang peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Cibinong. Saya langsung memperkenalkan diri dan beliau langsung bercerita sekilas tentang BCH. Dari logat bicaranya saja saya sudah bisa tebak kalau beliau itu orang Minang. Wah sama dong kalau begitu, tapi saya nggak bilang-bilang tuh kalau saya orang Minang juga, karena yang saya tahu orang Minang itu biasanya kaku, serius, dan tidak mudah diajak becanda. Sampai bulan Desember 2007 saya terkondisikan bahwa segala urusan yang menyangkut BCH tidak boleh langsung menemui beliau. Saya maklumi hal itu mungkin karena itulah birokrasi yang berlaku. Saya merasa akrab dengan mbak Des, setelah lebih dari setahun berlalu ketika saya menggantikan posisi Syamsul. Apalagi sekarang ditambah personil baru Kiki dan Astrid yang menambah suasana BCH menjadi lebih merah meriah.

Ternyata, kepemimpinan Mbak Des di BCH tidak seperti yang saya bayangkan. Saya semula membayangkan layaknya pemimpin di suatu perusahaan yang menganggap bawahan seperti pekerja, mbak Des tidak seperti itu, tanpa menghilangkan profesionalitas, beliau menganggap kita semua di BCH memiliki perannya masing-masing yang saling mendukung dan beliau menghargai apa telah kita buat. Bekerja dengan mbak Des di BCH membuat ukiran sejarah tersendiri dalam kehidupan saya, He..he…he.. nggak ada maksud memuji deh…………
Di BCH saya merasakan suasana scientist (ilmuwan) yang jauh berbeda dari lingkungan keseharian saya yang kapitalis. Di lingkungan kapitalis tidak ada rasa saling percaya yang ada adalah bagaimana memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Di BCH saya memperoleh banyak kepercayaan. Kepercayaan yang paling besar adalah ketika mbak Des dan Ibu Inez menunjuk saya sebagai salah satu NAU di portal BCH. Bisa dibayangkan betapa bangganya dan ini tidak bisa dinilai harganya.

Ada satu catatan lagi, ternyata mbak Des itu orangnya humoris, walaupun sesekali pernah marah mungkin kalau lagi Bete. Kadang-kadang beliau juga suka lupa, ya seperti cerita orang tentang seorang profesor yang lupa di mana meletakkan kacamatanya. Tapi nggak separah itu deh. Maaf ya cuma becanda ! Jangan diambil ati. Mungkin itu pertanda bagi calon Doktor bahkan profesor.

Oh ya…Mbak Des saya Cuma mau mengucapkan selamat ulang tahun hari ini. Semoga mbak Des dan keluarga selalu sehat wal afiat dan selalu dalam lindungan dan naungan Allah SWT, dimurahkan rizkinya dan dimudahkan segala urusannya.
Amin ya Rabbal Alamin
Thank you for trusting me!

NB : Ngomong-ngomong kapan neh makan-makannya